PENDAHULUAN
Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan menengah kejuruan agar mampu menghasilkan
tamatan yang siap mendukung Pembangunan Nasional terutama dalam menyongsong era
pasar bebas dan mengantisipasi perkembangan IPTEK yang begitu pesat.
Salah satu dasar dan
penentu arah pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan dewasa ini adalah
kebijakan “link and match” yang diterapkan melalui pendidikan sistem ganda.
Kebijakan yang merupakan perubahan sistem pendidikan telah mengubah pola
pengembangan sekolah dari “supply driven” menjadi “demand driven”.
Kebijakan
lain yang juga diterapkan dalam sistem Pendidikan Menengah Kejuruan adalah
pengembangan Unit Produksi sebagai salah satu usaha meningkatkan profesionalisme
dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan instruktor, siswa dan staf.
Sejalan
dengan perubahan tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan harus terus menerus dipacu
untuk melakukan pembenahan diri dan terobosan-terobosan yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaatnya.
BLPT
sebagai bagian tak terpisahkan dari sekolah menengah kejuruan juga harus
mendukung tercapainya pendidikan menengah kejuruan. Untuk mengukur keberhasilan
BLPT dalam usaha mendukung tercapainya tujuan tersebut perlu ditetapkan
Indikator Keberhasilan BLPT yang meliputi 7 (tujuh) komponen yang terdiri atas
tiga kelompok yaitu :
Kelompok Masukan (Input) | Kelompok Proses | Kelompok Hasil |
1.
Tenaga Kependidikan |
1.
Organisasi dan Manajemen |
1.
Ketercapaian Tujuan Balai |
Ketujuh komponen utama Indikator Keberhasilan BLPT tersebut diuraikan dalam
berbagai aspek yang terdiri atas sejumlah indikator. Untuk mempertegas ukuran
kualitas, beberapa indikator dilengkapi dengan faktor-faktor penentu atau
deskriptor.
Hasil penilaian terhadap tiga kelompok tersebut selanjutnya dijadikan pembinaan
BLPT yang bersangkutan.